Langsung ke konten utama

Unggulan

KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (25 - CHAPTER TERAKHIR)

Dua Masa Satu Pilihan   Suara burung menyelinap lewat celah jendela yang sedikit terbuka. Cuitannya berkicau riang di kejauhan, seperti bisikan lembut dari dunia yang lama ku tinggalkan, memanggilku kembali dengan hangat. Aku membuka mata perlahan. Bukan halaman istana yang sunyi penuh reruntuhan dan sisa pertempuran, bukan langit kelabu Goryeo yang muram. Yang ku lihat pertama kali adalah langit-langit kamarku, terbuat dari panel kayu berwarna cokelat madu dengan ukiran tipis yang rapi, dipadu dengan cahaya lembut dari lampu tersembunyi. Pancaran cahayanya membalut ruangan dalam keheningan yang menenangkan.  Jantungku masih berdegup kencang, keringat dingin membasahi pelipis. Aku mengenakan piyama tidurku, kain lembut yang begitu asing jika dibandingkan dengan hanbok yang biasa ku pakai selama di masa lalu. Seketika aku terduduk di atas ranjang, nafasku terengah. Aku bisa merasakan luka, perih, air mata, dan kehangatan terakhir dari Xiao Yuer di pangkuanku. Tanganku gem...

KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (19)


            
            Kisah Tersembunyi

            Malam menyampaikan apa yang tak terlisankan terang, sunyi memiliki gaduhnya sendiri, dan kosong tak selalu dapat disinggahi. Pernahkan kalian membaca atau mendengar untaian kata ini? Menurutku, dari kalimat itu dapat menggambarkan sebuah kegundahan yang tersimpan tanpa bisa tersampaikan oleh lisan.

            Tatapan nanar dari sepasang mata milik Xiao Yuer, tatapan yang tidak pernah dia tunjukkan saat bertatap muka dengan orang lain. Malam ini aku melihatnya, seperti menyimpan banyak kesedihan dan amarah dalam waktu bersamaan. Malam, benar-benar menyampaikan apa yang tak terlisankan terang.

            Dalam sunyinya, ketenangan yang dia tunjukkan setiap kali bersamaku, ternyata semu. Aku tidak menemukan sisi itu malam ini, sikap Yuer yang aku lihat sekarang… seolah ingin mengakhiri semua secepatnya. Dia mengayunkan pedangnya, siap membunuh siapapun musuh di hadapannya. Ini yang aku maksudkan, di balik sunyi memiliki gaduhnya sendiri. Bungkamnya Yuer adalah sunyi, dan ambisi tersembunyi dalam hatinya adalah kegaduhan yang dia berusaha tutupi. “Yuer, sebenarnya apa yang kamu simpan? Dan ingin kamu selesaikan seorang diri?”, ucapku dalam hati.

            Ku pikir, Noguk adalah salah satu orang yang dia percaya untuk membagi bebannya. Apa aku salah memahami Yuer? Kini aku merasakan kekosongan pada dirinya, dia tidak memiliki seorang pun yang dia percaya. Dia hanya mengandalkan dirinya sendiri, inilah kosong yang tidak dapat di singgahi.

Pertarungan antara 5 anggota sekte kalajengking dan Xiao Yuer kian sengit, seperti badai yang tidak kunjung reda. Di tengah kepungan, Yuer berdiri tegak, gerakannya lincah, pukulannya tajam, seolah kelima lawan bukanlah tandingannya. Aku dan Putra Mahkota masih tersembunyi di balik gelap, membiarkan malam menelan keberadaan kami. Namun, sayup-sayup suara langkah kaki mulai terdengar, pelan tapi pasti, mendekat ke arah pertempuran, semakin ku dengarkan dengan seksama, ini bukan langkah kaki satu sampai tiga orang, ini lebih dari sepuluh pasang kaki, dan mereka datang… membawa ancaman yang belum terlihat bentuknya.

Aku: “Hwang In, kamu mendengar suara langkah kaki?” (Berbisik).

Gongmin: “Aku juga mendengarnya, apa sekte kalajengking mengirim pasukan tambahan? Kalau benar, bukankah ini pemberontakan?!” (Berbisik, dan mulai tersulut amarah).

Aku: “Entahlah, kita tidak bisa menyimpulkan sebelum melihatnya secara langsung. Aku masih mencoba memahami situasi ini, aku melihat sikap Yuer seperti sudah siap menghadapi mereka, seolah tau hal ini akan terjadi? Kamu merasakannya kan?”

Gongmin: “Kamu benar, aku juga merasakannya saat melihat sikapnya.”

Aku: “Jika dia mengetahui sesuatu, seharusnya dia memberi tau kita. Pemberontakan bukan masalah yang bisa dia tangani sendiri. Kecuali…” (Tidak sanggup melanjutkan ucapanku, tentang kecurigaanku).

Gongmin: “Kecuali?” (Penasaran dengan apa yang aku pikirkan).

Aku: “Kalau mereka berkomplot.”

Gongmin: “Apa itu mungkin? Selama ini, Yuer selalu berpihak kepada kita, kenapa kamu mencurigai dia?”

Aku: “Sudah aku katakan, sikap Yuer dalam ingatan Noguk dengan Yuer yang kita kenal, berbeda. Bagaimana kalau dia memanipulasi kita? Berpura-pura berpihak, untuk jadi mata-mata Taeguk? Mengingat lagi di hari kamu terluka, Taeguk menawariku sebuah kerjasama, mengiming-iming tentang memperlancar rencana kekaisaran Mongol menguasai Goryeo. Kamu pasti tau itu, aku menduga Taeguk juga melakukan hal yang sama terhadap jendral Guozhi atau Yuer.” (Mulai membedah satu persatu kecurigaan yang aku punya). “Kamu yang mengatakannya sendiri, kalau kita akan menemukan variabel, jika ingin mengubah masa lalu.” (Menatap Putra Mahkota).

            Putra Mahkota terlihat berdiam, dia mencerna semua ucapanku yang dianggapnya cukup masuk akal.

Gongmin: “Lalu, apa yang akan kita lakukan jika ini memang pemberontakan? Kita harus segera memberitahu prajurit istana untuk memperketat penjagaan, dan bersiaga perang.”

Aku: “Kamu pergilah! Untuk memberi perintah siaga kepada prajurit istana. Aku akan disini, mengawasi mereka.”

Gongmin: “Aku tidak mau meninggalkan kamu sendiri! Pergilah bersamaku, disini tidak aman untukmu.” (Mencemaskan aku).

Aku: “Ini bukan waktunya mengkhawatirkan aku. Istana dalam bahaya, percaya padaku! Aku bisa menjaga diriku.” (Menggenggam tangan Putra Mahkota, berusaha meyakinkannya).

Gongmin: “Aku tau kamu bukan Noguk yang harus selalu ku jaga, kamu lebih tangguh darinya. Byeol, tetap saja… kamu wanita yang aku cinta. Kita baru saja menikah, jika kamu terluka, jika terjadi sesuatu pada dirimu. Aku akan mengutuk diriku seumur hidup, karena meninggalkanmu.” (Mengusap punggung tanganku).

            Di tengah perdebatanku dengan Putra Mahkota, sosok pemuda yang tidak pernah kami duga kedatangannya, menghampiri Xiao Yuer.

Gongmin & Aku: “Choe Yeong!!!” (Bersamaan, dengan nada berbisik, setengah tidak percaya).

Choe Yeong: “Tuan Yuer, maaf datang terlambat. Kamu baik-baik saja?” (Terengah).

Xiao Yuer: “Kamu dari mana saja? Beruntung, yang datang hanya 5 orang. Bagaimana kalau 20 orang atau lebih? Kamu mau membuatku mati kelelahan menghadapi mereka?” (Terengah usai bertarung).

Choe Yeong: “Prajurit!!!” (Dengan sorot mata yang tajam dan suara tegas, mengangkat tangan, memberi perintah kepada para prajurit yang berjajar di belakangnya). “Tahan mereka berlima!” (Tanpa menunggu aba-aba kedua, para prajurit segera bergerak, mengamankan 5 anggota sekte kalajengking yang tergeletak tidak berdaya di hadapannya, setelah dilumpuhkan sepenuhnya oleh Yuer). “Maaf, aku sempat tidak mempercayai perkataanmu. Sebenarnya, aku sudah bersiaga sejak sebelum upacara pernikahan Putra Mahkota dimulai. Aku benar-benar memperketat keamanan di dalam istana sesuai dengan saranmu, terutama di daerah sumber mata air, seperti sumur-sumur yang ada di dalam istana. Saat kamu bilang tentang bekas kediaman Ratu juga perlu diawasi, aku sedikit mengabaikannya, kawasan ini termasuk paling aman, tidak disangka dugaanmu benar, mereka menyusup melalui tempat ini.” (Sesaat dia terdiam, menunduk sejenak sebelum kembali menatap Yuer).

Xiao Yuer: “Aku memang orang luar istana, jadi normal jika kamu tidak mempercayai aku sepenuhnya. Apalagi, kamu lebih memahami seluk beluk istana, tapi kali ini dan seterusnya, aku mohon padamu, untuk lebih mempercayaiku.” (Menepuk bahu Choe Yeong). “Sekarang, kamu dan beberapa prajurit yang tersisa, ikut denganku! Kita harus menggeledah bekas kediaman Ratu.” (Lanjutnya).

Choe Yeong: “Untuk apa kita melakukannya? Disana adalah tempat rahasia Putra Mahkota, kita tidak boleh sembarangan masuk. Kita harus meminta izin Yang Mulia lebih dulu.”

Xiao Yuer: “Justru karena itu tempat rahasia Putra Mahkota, kita harus menyelamatkan Yang Mulia, aku tau Yang Mulia menyembunyikan identitasnya sebagai pelukis disana. Semua karya lukisnya dan juga alat lukisnya, dia simpan dalam kediaman itu.”

Choe Yeong: “Darimana kamu mengetahui semuanya? Sebenarnya apa yang Tuan Yuer cari?”

Xiao Yuer: “Akankah kamu percaya, kalau aku mengatakan, aku mendapatkan penglihatan masa depan melalui mimpi? Kejadian malam ini aku melihatnya dalam mimpi, dan dalam mimpiku juga, aku melihat beberapa racun disembunyikan di dalam sebuah peti. Peti itu mereka simpan di dalam bekas kediaman Ratu. Racun akan digunakan musuh untuk meracuni mata air istana, akan ada wabah penyakit kulit mematikan jika kita tidak segera menyingkirkannya. Kita harus membakar semua sebelum terlambat!”

Choe Yeong: “Apa katamu???!” (Terkejut dan penasaran dalam waktu bersamaan).

Xiao Yuer: “Kamu bayangkan apa yang akan terjadi jika pihak lain menggunakan racun itu untuk menjatuhkan Putra Mahkota? Putra Mahkota lah yang akan tertuduh menjadi dalang pembuat kekacauan. Kalau kamu masih tidak percaya padaku, mari kita pergi memeriksa. Apa aku benar? Atau aku terlalu melebih-lebihkan cerita mimpi yang ku dapatkan?!” (Mengangkat kedua bahunya).

            Setelah memikirkan segala kemungkinan dan mempertimbangkan dengan matang, Choe Yeong memutuskan untuk memeriksa bekas kediaman Ratu. Tidak ada salahnya mencoba mempercayai Yuer, kejadian munculnya 5 anggota sekte kalajengking tadi, cukup membuktikan mimpi Yuer tidak bisa diabaikan. Akhirnya Xiao Yuer bersama dengan Choe Yeong memasuki bekas kediaman Ratu, diikuti oleh prajurit yang tersisa. Aku dan Putra Mahkota saling menatap, kami mengangguk tanda kalau kami memiliki pemikiran yang sama untuk mengikuti mereka.

            Mendengar percakapan antara Xiao Yuer dan Choe Yeong, membuatku teringat peringatan Ha Baek, yang membahas tentang akan ada wabah di istana. Yuer mengaku melihat semua dari mimpi? Meski Yuer pandai membuat orang lain percaya, aku tetap mencurigainya.

            “Tuan Choe! Kami menemukan petinya, benar ada 7 botol racun di dalamnya!!!”, teriak salah satu dari 2 prajurit yang berhasil menemukan peti racun. Peti itu di sembunyikan di bawah lantai kayu di dalam bekas kediaman Ratu.

Xiao Yuer: “7 botol racun untuk 7 sumur di dalam istana? Apa aku benar?”

Choe Yeong: “Tuan Yuer benar, ada 7 sumur di dalam istana. Aku hampir tidak bisa mempercayai ini! Racun ini benar-benar ada disini, kapan mereka menyelundupkannya? Bagaimana bisa aku kecolongan?!” (Kesal pada dirinya sendiri).

Xiao Yuer: “Sebelum membakarnya, beritahu Raja lebih dulu. Minta Raja membuat titah mengadakan liburan keluarga kerajaan, jangan sampai hal ini diketahui orang lain. Besok, sebelum malam tiba, Raja dan Ratu, Putra Mahkota dan Putri Mahkota, bersama kedua Selir Raja, semua harus sudah meninggalkan istana. Bawa prajurit secukupnya untuk mengawal mereka keluar diam-diam dari istana. Siapkan prajurit yang aku minta untuk menjadi pertahanan istana, besok adalah hari pemberontakan itu dimulai. Aku harap kita bisa bekerjasama, Choe Yeong!” (Memegang bahu Choe Yeong penuh kemantapan).

Choe Yeong: “Huft… mimpimu cukup membuatku gila! Aku tidak mau mempercayainya, dan tidak berharap hal buruk dalam mimpimu terjadi. Tapi, aku juga takut jika semua benar menjadi nyata, tanpa aku sempat melakukan apa-apa.”

Xiao Yuer: “Mari kita menjadi gila bersama, Choe Yeong! Aku sudah menyiapkan pasukan tambahan, beberapa pendekar hebat akan bergabung bersama kita.” (Tertawa kecil).

Choe Yeong: “Sekali lagi terimakasih sudah memberi kami semua peringatan, aku akan segera ke kediaman Raja untuk menceritakan tentang mimpimu, yang pernah kamu ceritakan padaku. Aku juga akan memberi tahu Raja tentang kejadian malam ini. Tuan Yuer, aku pergi dulu.” (Menunduk memberi salam). “Prajurit! Angkat petinya!” (Kembali memberi perintah).

Xiao Yuer: “Baik temanku, jaga dirimu!” (Tersenyum).

Choe Yeong: “Tuan Yuer juga, jaga dirimu baik-baik temanku!” (Membalas senyuman).

            Xiao Yuer, masih berdiri mematung di tempat semula. Dia mengamati punggung Choe Yeong dan beberapa prajurit yang pergi meninggalkannya. 



Aku: “Mawang, apa yang sedang kamu lakukan disini?” (Menyapa Yuer dan keluar dari persembunyian).

Xiao Yuer: “Aku hanya…” (Berhenti berucap, saat menyadari dirinya di panggil Mawang olehku).

Aku: “Kenapa kamu seterkejut itu, Mawang?” (Menyeringai).

Xiao Yuer: “Bukankah ini malam pernikahanmu? Tidak baik pengantin wanita meninggalkan pengantin prianya di malam pernikahan, kembalilah ke kediamanmu, adikku sayang.” (Mencoba menutupi rasa gugupnya). “Dan kamu memanggilku apa tadi? Mawang? Apa wajahku mirip dengan iblis?” (Tertawa).

Aku: “Kamu bisa berhenti berpura-pura sekarang.” (Dengan ekspresi datar).

Xiao Yuer: “Sejak kapan kamu berada disini? Bersama siapa kamu kesini?”

Aku: “Aku melihatmu dan mengamatimu, sejak awal pertarunganmu dengan anggota sekte kalajengking, sampai penggeledahan yang kamu lakukan bersama dengan Choe Yeong di bekas kediaman Ratu, aku tau semuanya. Kebetulan aku ingin mencari udara segar, langkah kaki ku menuntunku ke tempat ini, aku kesini sendiri, dan menemukan pertunjukan menarik.” (Sesekali melirik ke arah tempat persembunyianku sebelumnya, Putra Mahkota masih disana).

Xiao Yuer: “Byeol, kamu benar… ini aku. Aku menyadari sejak awal pertemuan kita, kalau kamu bukan Noguk, adikku. Kecurigaanku semakin besar saat melihatmu menari pedang, adikku bahkan tidak pernah memegang pedang semasa hidupnya. Dia terlalu payah dalam banyak hal, dia hanyalah gadis manis yang manja.” (Dengan tatapan penuh kesedihan). “Satu hal yang sama dari kalian ialah suka menulis. Itu juga, satu-satunya bakat yang dia miliki.” (Tersenyum).

Aku: “Noguk adikmu? Mawang, kamu benar-benar Yuer?”

Xiao Yuer: “Mawang hanyalah sebuah julukan yang diberikan padaku, karena aku hidup abadi sebagai seorang iblis yang menjaga neraka. Nama asliku Xiao Yuer. Aku dan kamu berbeda, Byeol. Sebagai Noguk, kamu sudah lama tiada, kamu sosok reinkarnasi dari adikku. Tapi aku, belum pernah mati, apalagi bereinkarnasi. Kehidupan abadiku, adalah kutukan dan hukuman yang Mago berikan padaku.”

Aku: “Dosa apa yang kamu perbuat sehingga Mago menghukum kamu seperti ini?”

Xiao Yuer: “Membunuh Noguk, karena ambisiku.”

Aku: “Aku bisa melihat dan merasakan, kamu sangat menyayangi adikmu. Bahkan hal yang aku pikir, kamu tidak mengetahui apapun tentang Noguk, ternyata kamu mengetahuinya, kamu diam-diam memperhatikannya kan?”

Xiao Yuer: “Kebodohanku, membuat adikku terbunuh di depan mataku. Ada rahasia besar tentangku, yang tidak diketahui Noguk sampai akhir hanyatnya.” (Mulai menceritakan kisah masa lalu yang sebenarnya).

            Kisah tersembunyi yang ingin dia ceritakan ialah tentang jati dirinya, fakta yang tidak diketahui Noguk, Yuer bukan anak kandung dari jendral Guozhi. Ayah kandung Yuer, meninggal di medan perang, semasa hidupnya, mendiang ayahnya merupakan prajurit setia dibawah kepemimpinan jendral Guozhi. Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, jendral Guozhi datang ke rumahnya untuk melamar ibunya. Kesimpulannya, Yuer dan Noguk satu ibu, namun berbeda ayah.

            Saat Yuer dan Noguk kanak-kanak, Yuer sering kali merasa terasingkan, semua perhatian ibu dan ayah sambungnya lebih dicurahkan pada Noguk. Tumbuhlah rasa iri dalam hatinya, ingin rasanya dia membenci Noguk, namun tidak bisa. Noguk yang polos, dan tidak menyadari tentang kebencian abangnya, terus saja berbuat baik pada Yuer. Noguk sering membuatkan topi rajut hasil latihannya untuk Yuer, atau membuatkan syal rajut untuknya. Meski hasil rajutan Noguk terbilang buruk, tapi ada ketulusan disetiap prosesnya. 

            Semakin lama, rasa iri terkikis, berganti tumbuh rasa sayang pada Noguk, hanya saja sikapnya selalu dingin karena terbiasa begitu. Dia terlalu menjaga harga dirinya, egonya juga terlalu besar, untuk mengubah sikapnya secara tiba-tiba. Yuer tumbuh menjadi pria yang ambisius, bukan tanpa alasan, semua bermula dari keinginannya menarik perhatian ayah sambungnya. Hari dimana Yuer diberi tugas oleh jendral Guozhi dan dia melakukannya dengan baik, membuatnya mendapat pujian, dan sejak hari itu dia melakukan apapun hanya untuk mendapatkan pujian lagi, serta pengakuan dari jendral Guozhi.

            Di masa lalu, pertarungan di penginapan Tulip juga terjadi. Bedanya dengan beberapa hari lalu, dulu… Yuer bertarung dan berpihak pada musuh. Dia yang dulu, menyamar menjadi bagian sekte kalajengking bahkan memimpin pasukan anggota sekte. Di pertarungan di masa lalu, Noguk tidak terlibat. Di masa itu, Yuer berhasilkan menewaskan 7 pendekar wanita tulip kuning. Dia melakukan semuanya demi jendral Guozhi mendapat penghargaan dari kekaisaran Mongol dan naik jabatan, membuatnya bersedia bekerjasama dengan Taeguk. Taeguk yang licik, bukan hanya sekali atau dua kali, membujuk dan mengajukan tawaran kerjasama pada pihak Mongol, melainkan sudah berkali-kali.

            Ekspresi Yuer saat bercerita padaku seakan sedang mengutuk dirinya sendiri, dia berusaha membendung air mata penyesalan, dan beberapa kali menarik nafasnya.

Xiao Yuer: “Tepat hari ini, di malam ini, aku yang dulu adalah pelaku yang meracuni sumur istana.” (Tidak sanggup jujur padaku, dia memaksakan diri untuk mengatakannya). “Itulah taktik yang digunakan Taeguk untuk melumpuhkan kalian sebelum hari pemberontakan.” (Menggigit bibirnya, menahan tangisnya).

Aku: “Aku tidak menyangka, kamu seorang manusia berhati iblis, Yuer!!!” (Berteriak sambil terisak penuh amarah).

Xiao Yuer: “Tatapan matamu penuh dengan kebencian, seolah ingin membunuhku. Tenanglah, kamu bisa membunuhku nanti, bunuh aku dengan kedua tanganmu sendiri, menggantikan adikku! Tapi jangan malam ini, setidaknya sampai aku menebus kesalahanku, aku akan melindungimu dan Putra Mahkota!” (Terisak penuh penyesalan).

Aku: “Jika aku menunggu sampai moment itu tiba, bukankah alasan aku untuk membunuhmu akan memudar?”

Xiao Yuer: “Bagaimana jika aku memberimu dua fakta lagi? Agar keinginanmu untuk membunuhku tidak memudar dengan mudah?”

Aku: “Dosa apalagi yang kamu perbuat wahai manusia berhati iblis?!” (Menatap tajam ke arah Yuer).

Xiao Yuer: “Akulah pemimpin pasukan pemanah yang membunuh Choe Yeong, aku yang memanah kakinya, dan memerintah prajuritku menghujani dia dengan anak panah.”

Aku: “Benar-benar manusia biadab!!!” (Memberikan pukulan pada wajah Yuer dan satu tendangan pada perutnya).

Xiao Yuer: “Masih ada satu fakta tersisa, aku belum bercerita, kendalikan dirimu Byeol.” (Menyembunyikan tangis dalam tawanya, sambil mengusap darah yang keluar dari ujung mulutnya). “Aku juga membunuh Putra Mahkota dengan anak panahku, tepat di jantungnya.” (Lanjutnya).

Aku: “Apa maksud dari perkataanmu?! Itu tidak mungkin, dari ingatan Noguk, aku melihat Putra Mahkota selamat. Noguk melindunginya!! Jangan membohongiku!” (Menendang kaki Yuer).

Gongmin: “Byeol!!! Tahan emosimu.” (Berlari memelukku dari belakang, saat melihatku berniat memberikan pelajaran pada Yuer lagi).

Xiao Yuer: “Yang Mulia juga ada disini rupanya.” (Tertawa kecil, sesekali meringis kesakitan).

Aku: “Katakan padaku, apa yang dia bilang benar? Kamu juga gugur hari itu?! Hwang In jawab aku dengan jujur, tatap mataku!” (Menatap Putra Mahkota).

Gongmin: “Dia tidak membohongimu, di ujung nafas terakhirmu, dikarenakan pedang Taeguk melukaimu, ada anak panah menghunjam jantungku dari belakang.” (Mengangguk).

            Aku kembali menoleh ke arah Yuer dengan tatapan penuh kekecewaan, aku ingin sekali membalas semua kejahatannya di masa lalu.

Aku: “Aku bukan Noguk, dia terlalu bodoh karena menyayangimu! Aku Byeol, aku tidak akan segan membunuhmu!” (Mendorong Putra Mahkota untuk menjauh dariku, kemudian mengeluarkan belati yang selalu aku bawa dari balik lengan hanbok ku).

            “Byeol… Hentikan!!”, seseorang datang berusaha menghentikan ku. Suasana malam yang gelap gulita, seketika menjadi terang, banyak kunang-kunang datang berterbangan. Seorang wanita paruh baya menggunakan hanbok warna light blue dan membawa kipas lipat di tangannya, berjalan mendekat menghampiri kami.

Aku: “Mago…” (Ucapku saat menyadari siapa yang datang).

Mago: “Kamu masih mengenali wujud asliku dengan baik, Byeol. Padahal aku sering mengubah wujudku saat bertemu denganmu.” (Tersenyum). “Lihat lah apa yang sedang terjadi disini! Kalian melupakan tujuanku mengirim kalian kembali ke masa ini, dan memberi kesempatan kalian untuk memperbaiki, apapun yang bisa kalian perbaiki?!” (Menatap kami bertiga).

Aku: “Aku mengingatnya, alasanmu mengirim kami kembali. Tapi aku juga tidak tahan mengetahui kejahatannya di masa lalu, Yuer sungguh keterlaluan.” (Mencoba meredam emosi).

Mago: “Yuer, kenapa kamu tidak menceritakan pada mereka, apa yang terjadi padamu setelah hari itu?” (Memukul kepala Yuer menggunakan kipas lipatnya). “Selama 1000 tahun dia seperti hidup di neraka, bahkan dia tidak bisa mati, meski dia menginginkan mati. Itu hukuman yang aku berikan pada Yuer.” (Meminta Yuer ceritakan lebih banyak hal padaku dan Putra Mahkota).

            Pemberontakan yang terjadi di masa lalu, ternyata bukan lah pemberontakan biasa. Taeguk yang gelap mata, melakukan segala cara untuk mencapai kemenangan, dia menggunakan ilmu hitam, memanggil roh kegelapan dengan bantuan para cenayang. Roh kegelapan ialah sebuah kekuatan yang terbentuk dari cara mengumpulkan roh jahat. Semakin besar aura kebencian dan dendam yang terkumpul di dalamnya, kekuatannya tidak terkalahkan, bahkan akan sulit untuk dikendalikan.

            Ada perjanjian antara Taeguk dan Yuer kala itu, Yuer meminta agar Taeguk tidak menyentuh Noguk sama sekali, meski Noguk sudah menjadi istri dari Putra Mahkota Gongmin, namun Noguk tetaplah seorang adik yang Yuer sayangi dan ingin dia lindungi. Yuer tidak ingin adiknya juga menjadi korban, dari ambisi serta kekejaman Taeguk.

Xiao Yuer: “Aku tidak menduga sama sekali, kalau kamu akan mengorbankan nyawamu untuk Putra Mahkota. Hatiku hancur, aku bahkan melupakan semua tujuanku, aku tidak berniat membunuh Yang Mulia. Aku justru marah pada Taeguk, dia sudah melanggar kesepakatan yang sudah kami buat, aku berniat mengarahkan busur panahku padanya. Tapi ada kekuatan besar seperti melindunginya.”

Aku: “Kamu pikir aku percaya padamu?! Tidak!”

Gongmin: “Aku juga melihatnya, kali ini kamu bisa mempercayai Yuer, Byeol. Sebelum anak panah Yuer mengenaiku, Taeguk melukai pergelangan tangannya sendiri dengan pedang, dia menggunakan jimat untuk menutupi lukanya, darah dari tubuhnya, terserap oleh jimat itu. Luka pada tangan Taeguk, pulih dengan sendirinya, tanpa ada bekas goresan. Setelah itu, Taeguk bukanlah dirinya lagi.”

Aku: “Apa artinya itu?” (Kebingungan).

Xiao Yuer: “Dia berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Sepertinya roh kegelapan merasuki tubuhnya.”

Gongmin: “Byeol, kamu ingat moment sebelum kita kembali ke masa ini? Aku bertemu dengan seseorang dengan tattoo bulgae memakan matahari di bahu kanannya, kamu ingat? Perubahan yang dialami Taeguk setelah roh kegelapan menyatu dengan tubuhnya, hampir sama dengannya. Muncul selaput hitam yang membuat warna matanya menjadi hitam menyeluruh. Di wajahnya bermunculan urat yang menonjol, ada 2 gigi taring tumbuh, kukunya menghitam dan memanjang. Ada kabut hitam pekat menyelimuti tubuhnya.”

Xiao Yuer: “Tunggu dulu, di masa depan, kamu bertemu dengan seseorang yang memiliki tattoo bulgae? Hwang In, kamu mengenal dia?”

Gongmin: “Aku sangat mengenal baik dia, dia anak CEO agensi ular hitam. Su Gyeom, pewaris tunggal kekayaan ayahnya.”

Xiao Yuer: “Bagaimana bisa, kamu tau banyak hal tentang agensi ular hitam?”

Gongmin: “Karena aku, salah satu actor dibawah naungan agensi itu. Tapi aku sudah berpindah agensi sekarang, kontrakku habis, satu bulan sebelum agensi itu ditutup oleh pemerintah.”

Xiao Yuer: “Aaa, begitu rupanya. Apa sebelumnya kamu memiliki masalah dengan Su Gyeom?”

Gongmin: “Aku rasa tidak, aku tidak sering bertemu dengannya. Hanya beberapa kali saling bertegur sapa, itupun karena secara kebetulan berpapasan di kantor agensi.”

Xiao Yuer: “Aku menemukan apa yang aku cari!!!” (Mengepal tangannya). “Apa tattoo yang Su Gyeom sama persis dengan tattoo ini?” (Menarik tali hanboknya, membuka bajunya, memperlihatkan dadanya).

Gongmin: “Kamu juga memilikinya?” (Matanya membelalak). “Ini benar-benar sama persis dengan tattoo yang aku lihat pada bahu Su Gyeom.” (Lanjutnya).

Xiao Yuer: “Saat masih berpihak pada Taeguk di masa lalu, aku yang menemaninya pergi ke cenayang. Taeguk juga memiliki tattoo ini pada lehernya. Bulgae memakan matahari memiliki makna tersendiri, yang menggambarkan ambisi untuk memiliki apa yang diinginkan. Ketika matahari berhasil dimakan, maka akan terjadi kegelapan, inilah lambang roh kegelapan mengambil alih tubuh kita. Memiliki tattoo ini, sama seperti penghubung pemilik tattoo dengan roh kegelapan.”

Aku: “Maksudmu, jika terjadi sesuatu pada Taeguk. Mungkin saja, roh kegelapan itu berpindah, mengambil alih tubuhmu?”

Xiao Yuer: “Memang itu rencanaku untuk memperbaiki semua. Besok, di malam pemberontakan itu kembali terjadi, aku akan membuat roh kegelapan masuk dalam tubuhku, bukan tubuh Taeguk.”

Aku: “Apa rencanamu sebenarnya?” (Mencemaskan Yuer, meski masih kesal padanya).

Xiao Yuer: “Bunuh aku, selagi roh kegelapan ada dalam tubuhku. Dengan begitu, roh kegelapan akan menghilang dari masa depan. Byeol, roh yang aku buru selama ini, adalah roh kegelapan. Aku curiga, roh itu bersembunyi dalam tubuh Su Gyeom. Bagaimana dia bisa memiliki tattoo bulgae? Masih jadi misteri. Kalian harus mencari tau setelah kembali ke masa depan! Setidaknya, jika roh kegelapan sudah kita lenyapkan di masa ini, Su Gyeom akan terbebas dari pengaruh roh kegelapan secara otomatis.”

Aku: “Aku tidak mau melakukannya!” (Memeluk Yuer erat).

Xiao Yuer: “Sebelumnya, kamu terlihat sangat ingin membunuhku. Sekarang aku memberimu kesempatan, di waktu yang tepat, untuk menyelamatkan banyak nyawa juga.” (Mengecup kepalaku, membalas pelukanku).

Aku: “Kamu berbuat salah padaku, seharusnya kamu memohon sampai aku memaafkanmu. Bukan kabur dariku seperti ini, kamu ingin meninggalkanku?” (Meneteskan air mata).

Xiao Yuer: “Aku sangat lelah dengan hukuman ini, Byeol. Aku ingin beristirahat dengan tenang, tanpa penyesalan. Suatu hari nanti, kalau pendosa ini, memiliki kesempatan untuk terlahir kembali, aku ingin terlahir sebagai abangmu.” (Mengusap kepalaku, ikut menangis). “Di saat itu tiba, mari saling menyayangi, tanpa ada kebencian antara kita.” (Menyeka air matanya).

            Putra Mahkota ikut menyeka air mata, yang perlahan mengalir membasahi pipinya. Yang Mulia, tidak mampu membendung kesedihan dalam hatinya.

Gongmin: “Mago, apa tidak ada cara lain? Aku tidak ingin, jika diantara kami harus ada yang dikorbankan.”

Mago: “Sayangnya tidak ada, yang diucapkan Yuer ialah cara satu-satunya agar masa lalu tidak terulang kembali.” (Menghela nafas). “Ku berikan binyeo ini padamu, Byeol. Tusuk dada Yuer menggunakan ini besok malam, saat roh kegelapan berhasil menyatu dan terkunci dalam tubuhnya.” (Memberikan binyeo padaku).

            Mago sudah menunggu lama untuk kesempatan ini. Dia menyiapkan senjata khusus, untuk mengalahkan roh kegelapan. Dengan tangan gemetar dan masih terisak, aku menerimanya. Di lubuk hati terdalam, aku menolak tugas ini, aku merasa tidak sanggup melakukannya.

Bersambung…

Komentar

  1. Rasanya nyesek banget baca chapter ini 😢
    Tolong selamatkan Yuer 😭

    BalasHapus
  2. Nggk rela banget kalo yuer jadi ubi, writernim help selamatkan babang yuer 😭

    BalasHapus
  3. jangan buat yuer jadi tumbal plisss, nyesek bngt 😭😭😭
    (nangis kejer waktu baca)

    BalasHapus
  4. tau yuer jahat, tapi agak ga rela dia meninggoy 😭
    datangkan lah keajaiban thor

    BalasHapus
  5. maafkan yuer thor, itu kan dah tobat
    jangan jadikan ubi, naru ndak tegaaa 😢😭

    BalasHapus
  6. Setelah hwang in, yuer yang paling ku suka di novel ini. Jangan buat metong pacar fiksiku thor. Patah hati kalo yuer beneran jadi ubi 💔😢

    BalasHapus
  7. ⭐⭐⭐⭐⭐
    Hiksss yuerrrr😢

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer