Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (19)
Malam menyampaikan apa yang tak
terlisankan terang, sunyi memiliki gaduhnya sendiri, dan kosong tak selalu
dapat disinggahi. Pernahkan kalian membaca atau mendengar untaian kata ini?
Menurutku, dari kalimat itu dapat menggambarkan sebuah kegundahan yang tersimpan
tanpa bisa tersampaikan oleh lisan.
Tatapan nanar dari sepasang mata
milik Xiao Yuer, tatapan yang tidak pernah dia tunjukkan saat bertatap muka
dengan orang lain. Malam ini aku melihatnya, seperti menyimpan banyak kesedihan
dan amarah dalam waktu bersamaan. Malam, benar-benar menyampaikan apa yang tak
terlisankan terang.
Dalam sunyinya, ketenangan yang dia
tunjukkan setiap kali bersamaku, ternyata semu. Aku tidak menemukan sisi itu
malam ini, sikap Yuer yang aku lihat sekarang… seolah ingin mengakhiri semua
secepatnya. Dia mengayunkan pedangnya, siap membunuh siapapun musuh di
hadapannya. Ini yang aku maksudkan, di balik sunyi memiliki gaduhnya sendiri.
Bungkamnya Yuer adalah sunyi, dan ambisi tersembunyi dalam hatinya adalah
kegaduhan yang dia berusaha tutupi. “Yuer, sebenarnya apa yang kamu simpan? Dan
ingin kamu selesaikan seorang diri?”, ucapku dalam hati.
Ku pikir, Noguk adalah salah satu
orang yang dia percaya untuk membagi bebannya. Apa aku salah memahami Yuer?
Kini aku merasakan kekosongan pada dirinya, dia tidak memiliki seorang pun yang
dia percaya. Dia hanya mengandalkan dirinya sendiri, inilah kosong yang tidak
dapat di singgahi.
Pertarungan
antara 5 anggota sekte kalajengking dan Xiao Yuer kian sengit, seperti badai
yang tidak kunjung reda. Di tengah kepungan, Yuer berdiri tegak, gerakannya
lincah, pukulannya tajam, seolah kelima lawan bukanlah tandingannya. Aku dan
Putra Mahkota masih tersembunyi di balik gelap, membiarkan malam menelan
keberadaan kami. Namun, sayup-sayup suara langkah kaki mulai terdengar, pelan
tapi pasti, mendekat ke arah pertempuran, semakin ku dengarkan dengan seksama,
ini bukan langkah kaki satu sampai tiga orang, ini lebih dari sepuluh pasang
kaki, dan mereka datang… membawa ancaman yang belum terlihat bentuknya.
Aku:
“Hwang In, kamu mendengar suara langkah kaki?” (Berbisik).
Gongmin:
“Aku juga mendengarnya, apa sekte kalajengking mengirim pasukan tambahan? Kalau
benar, bukankah ini pemberontakan?!” (Berbisik, dan mulai tersulut amarah).
Aku:
“Entahlah, kita tidak bisa menyimpulkan sebelum melihatnya secara langsung. Aku
masih mencoba memahami situasi ini, aku melihat sikap Yuer seperti sudah siap
menghadapi mereka, seolah tau hal ini akan terjadi? Kamu merasakannya kan?”
Gongmin:
“Kamu benar, aku juga merasakannya saat melihat sikapnya.”
Aku:
“Jika dia mengetahui sesuatu, seharusnya dia memberi tau kita. Pemberontakan
bukan masalah yang bisa dia tangani sendiri. Kecuali…” (Tidak sanggup
melanjutkan ucapanku, tentang kecurigaanku).
Gongmin:
“Kecuali?” (Penasaran dengan apa yang aku pikirkan).
Aku:
“Kalau mereka berkomplot.”
Gongmin:
“Apa itu mungkin? Selama ini, Yuer selalu berpihak kepada kita, kenapa kamu
mencurigai dia?”
Aku:
“Sudah aku katakan, sikap Yuer dalam ingatan Noguk dengan Yuer yang kita kenal,
berbeda. Bagaimana kalau dia memanipulasi kita? Berpura-pura berpihak, untuk
jadi mata-mata Taeguk? Mengingat lagi di hari kamu terluka, Taeguk menawariku
sebuah kerjasama, mengiming-iming tentang memperlancar rencana kekaisaran
Mongol menguasai Goryeo. Kamu pasti tau itu, aku menduga Taeguk juga melakukan
hal yang sama terhadap jendral Guozhi atau Yuer.” (Mulai membedah satu persatu
kecurigaan yang aku punya). “Kamu yang mengatakannya sendiri, kalau kita akan
menemukan variabel, jika ingin mengubah masa lalu.” (Menatap Putra Mahkota).
Putra Mahkota terlihat berdiam, dia
mencerna semua ucapanku yang dianggapnya cukup masuk akal.
Gongmin:
“Lalu, apa yang akan kita lakukan jika ini memang pemberontakan? Kita harus
segera memberitahu prajurit istana untuk memperketat penjagaan, dan bersiaga
perang.”
Aku:
“Kamu pergilah! Untuk memberi perintah siaga kepada prajurit istana. Aku akan
disini, mengawasi mereka.”
Gongmin:
“Aku tidak mau meninggalkan kamu sendiri! Pergilah bersamaku, disini tidak aman
untukmu.” (Mencemaskan aku).
Aku:
“Ini bukan waktunya mengkhawatirkan aku. Istana dalam bahaya, percaya padaku!
Aku bisa menjaga diriku.” (Menggenggam tangan Putra Mahkota, berusaha
meyakinkannya).
Gongmin:
“Aku tau kamu bukan Noguk yang harus selalu ku jaga, kamu lebih tangguh
darinya. Byeol, tetap saja… kamu wanita yang aku cinta. Kita baru saja menikah,
jika kamu terluka, jika terjadi sesuatu pada dirimu. Aku akan mengutuk diriku
seumur hidup, karena meninggalkanmu.” (Mengusap punggung tanganku).
Di tengah perdebatanku dengan Putra
Mahkota, sosok pemuda yang tidak pernah kami duga kedatangannya, menghampiri
Xiao Yuer.
Gongmin
& Aku: “Choe Yeong!!!” (Bersamaan, dengan nada berbisik, setengah tidak
percaya).
Choe
Yeong: “Tuan Yuer, maaf datang terlambat. Kamu baik-baik saja?” (Terengah).
Xiao
Yuer: “Kamu dari mana saja? Beruntung, yang datang hanya 5 orang. Bagaimana
kalau 20 orang atau lebih? Kamu mau membuatku mati kelelahan menghadapi
mereka?” (Terengah usai bertarung).
Choe
Yeong: “Prajurit!!!” (Dengan sorot mata yang tajam dan suara tegas, mengangkat
tangan, memberi perintah kepada para prajurit yang berjajar di belakangnya).
“Tahan mereka berlima!” (Tanpa menunggu aba-aba kedua, para prajurit segera
bergerak, mengamankan 5 anggota sekte kalajengking yang tergeletak tidak
berdaya di hadapannya, setelah dilumpuhkan sepenuhnya oleh Yuer). “Maaf, aku
sempat tidak mempercayai perkataanmu. Sebenarnya, aku sudah bersiaga sejak
sebelum upacara pernikahan Putra Mahkota dimulai. Aku benar-benar memperketat
keamanan di dalam istana sesuai dengan saranmu, terutama di daerah sumber mata
air, seperti sumur-sumur yang ada di dalam istana. Saat kamu bilang tentang
bekas kediaman Ratu juga perlu diawasi, aku sedikit mengabaikannya, kawasan ini
termasuk paling aman, tidak disangka dugaanmu benar, mereka menyusup melalui
tempat ini.” (Sesaat dia terdiam, menunduk sejenak sebelum kembali menatap
Yuer).
Xiao
Yuer: “Aku memang orang luar istana, jadi normal jika kamu tidak mempercayai
aku sepenuhnya. Apalagi, kamu lebih memahami seluk beluk istana, tapi kali ini
dan seterusnya, aku mohon padamu, untuk lebih mempercayaiku.” (Menepuk bahu
Choe Yeong). “Sekarang, kamu dan beberapa prajurit yang tersisa, ikut denganku!
Kita harus menggeledah bekas kediaman Ratu.” (Lanjutnya).
Choe
Yeong: “Untuk apa kita melakukannya? Disana adalah tempat rahasia Putra
Mahkota, kita tidak boleh sembarangan masuk. Kita harus meminta izin Yang Mulia
lebih dulu.”
Xiao
Yuer: “Justru karena itu tempat rahasia Putra Mahkota, kita harus menyelamatkan
Yang Mulia, aku tau Yang Mulia menyembunyikan identitasnya sebagai pelukis
disana. Semua karya lukisnya dan juga alat lukisnya, dia simpan dalam kediaman
itu.”
Choe
Yeong: “Darimana kamu mengetahui semuanya? Sebenarnya apa yang Tuan Yuer cari?”
Xiao
Yuer: “Akankah kamu percaya, kalau aku mengatakan, aku mendapatkan penglihatan
masa depan melalui mimpi? Kejadian malam ini aku melihatnya dalam mimpi, dan
dalam mimpiku juga, aku melihat beberapa racun disembunyikan di dalam sebuah
peti. Peti itu mereka simpan di dalam bekas kediaman Ratu. Racun akan digunakan
musuh untuk meracuni mata air istana, akan ada wabah penyakit kulit mematikan
jika kita tidak segera menyingkirkannya. Kita harus membakar semua sebelum
terlambat!”
Choe
Yeong: “Apa katamu???!” (Terkejut dan penasaran dalam waktu bersamaan).
Xiao
Yuer: “Kamu bayangkan apa yang akan terjadi jika pihak lain menggunakan racun
itu untuk menjatuhkan Putra Mahkota? Putra Mahkota lah yang akan tertuduh
menjadi dalang pembuat kekacauan. Kalau kamu masih tidak percaya padaku, mari
kita pergi memeriksa. Apa aku benar? Atau aku terlalu melebih-lebihkan cerita
mimpi yang ku dapatkan?!” (Mengangkat kedua bahunya).
Setelah memikirkan segala
kemungkinan dan mempertimbangkan dengan matang, Choe Yeong memutuskan untuk
memeriksa bekas kediaman Ratu. Tidak ada salahnya mencoba mempercayai Yuer,
kejadian munculnya 5 anggota sekte kalajengking tadi, cukup membuktikan mimpi
Yuer tidak bisa diabaikan. Akhirnya Xiao Yuer bersama dengan Choe Yeong
memasuki bekas kediaman Ratu, diikuti oleh prajurit yang tersisa. Aku dan Putra
Mahkota saling menatap, kami mengangguk tanda kalau kami memiliki pemikiran
yang sama untuk mengikuti mereka.
Mendengar percakapan antara Xiao
Yuer dan Choe Yeong, membuatku teringat peringatan Ha Baek, yang membahas
tentang akan ada wabah di istana. Yuer mengaku melihat semua dari mimpi? Meski
Yuer pandai membuat orang lain percaya, aku tetap mencurigainya.
“Tuan Choe! Kami menemukan petinya,
benar ada 7 botol racun di dalamnya!!!”, teriak salah satu dari 2 prajurit yang
berhasil menemukan peti racun. Peti itu di sembunyikan di bawah lantai kayu di
dalam bekas kediaman Ratu.
Xiao
Yuer: “7 botol racun untuk 7 sumur di dalam istana? Apa aku benar?”
Choe
Yeong: “Tuan Yuer benar, ada 7 sumur di dalam istana. Aku hampir tidak bisa
mempercayai ini! Racun ini benar-benar ada disini, kapan mereka
menyelundupkannya? Bagaimana bisa aku kecolongan?!” (Kesal pada dirinya
sendiri).
Xiao
Yuer: “Sebelum membakarnya, beritahu Raja lebih dulu. Minta Raja membuat titah
mengadakan liburan keluarga kerajaan, jangan sampai hal ini diketahui orang
lain. Besok, sebelum malam tiba, Raja dan Ratu, Putra Mahkota dan Putri
Mahkota, bersama kedua Selir Raja, semua harus sudah meninggalkan istana. Bawa
prajurit secukupnya untuk mengawal mereka keluar diam-diam dari istana. Siapkan
prajurit yang aku minta untuk menjadi pertahanan istana, besok adalah hari
pemberontakan itu dimulai. Aku harap kita bisa bekerjasama, Choe Yeong!”
(Memegang bahu Choe Yeong penuh kemantapan).
Choe
Yeong: “Huft… mimpimu cukup membuatku gila! Aku tidak mau mempercayainya, dan
tidak berharap hal buruk dalam mimpimu terjadi. Tapi, aku juga takut jika semua
benar menjadi nyata, tanpa aku sempat melakukan apa-apa.”
Xiao
Yuer: “Mari kita menjadi gila bersama, Choe Yeong! Aku sudah menyiapkan pasukan
tambahan, beberapa pendekar hebat akan bergabung bersama kita.” (Tertawa
kecil).
Choe
Yeong: “Sekali lagi terimakasih sudah memberi kami semua peringatan, aku akan
segera ke kediaman Raja untuk menceritakan tentang mimpimu, yang pernah kamu
ceritakan padaku. Aku juga akan memberi tahu Raja tentang kejadian malam ini.
Tuan Yuer, aku pergi dulu.” (Menunduk memberi salam). “Prajurit! Angkat
petinya!” (Kembali memberi perintah).
Xiao
Yuer: “Baik temanku, jaga dirimu!” (Tersenyum).
Choe
Yeong: “Tuan Yuer juga, jaga dirimu baik-baik temanku!” (Membalas senyuman).
Xiao Yuer, masih berdiri mematung di
tempat semula. Dia mengamati punggung Choe Yeong dan beberapa prajurit yang
pergi meninggalkannya.
Aku:
“Mawang, apa yang sedang kamu lakukan disini?” (Menyapa Yuer dan keluar dari
persembunyian).
Xiao
Yuer: “Aku hanya…” (Berhenti berucap, saat menyadari dirinya di panggil Mawang
olehku).
Aku:
“Kenapa kamu seterkejut itu, Mawang?” (Menyeringai).
Xiao
Yuer: “Bukankah ini malam pernikahanmu? Tidak baik pengantin wanita
meninggalkan pengantin prianya di malam pernikahan, kembalilah ke kediamanmu,
adikku sayang.” (Mencoba menutupi rasa gugupnya). “Dan kamu memanggilku apa
tadi? Mawang? Apa wajahku mirip dengan iblis?” (Tertawa).
Aku:
“Kamu bisa berhenti berpura-pura sekarang.” (Dengan ekspresi datar).
Xiao
Yuer: “Sejak kapan kamu berada disini? Bersama siapa kamu kesini?”
Aku:
“Aku melihatmu dan mengamatimu, sejak awal pertarunganmu dengan anggota sekte
kalajengking, sampai penggeledahan yang kamu lakukan bersama dengan Choe Yeong
di bekas kediaman Ratu, aku tau semuanya. Kebetulan aku ingin mencari udara
segar, langkah kaki ku menuntunku ke tempat ini, aku kesini sendiri, dan
menemukan pertunjukan menarik.” (Sesekali melirik ke arah tempat
persembunyianku sebelumnya, Putra Mahkota masih disana).
Xiao
Yuer: “Byeol, kamu benar… ini aku. Aku menyadari sejak awal pertemuan kita,
kalau kamu bukan Noguk, adikku. Kecurigaanku semakin besar saat melihatmu
menari pedang, adikku bahkan tidak pernah memegang pedang semasa hidupnya. Dia
terlalu payah dalam banyak hal, dia hanyalah gadis manis yang manja.” (Dengan
tatapan penuh kesedihan). “Satu hal yang sama dari kalian ialah suka menulis.
Itu juga, satu-satunya bakat yang dia miliki.” (Tersenyum).
Aku:
“Noguk adikmu? Mawang, kamu benar-benar Yuer?”
Xiao
Yuer: “Mawang hanyalah sebuah julukan yang diberikan padaku, karena aku hidup
abadi sebagai seorang iblis yang menjaga neraka. Nama asliku Xiao Yuer. Aku dan
kamu berbeda, Byeol. Sebagai Noguk, kamu sudah lama tiada, kamu sosok
reinkarnasi dari adikku. Tapi aku, belum pernah mati, apalagi bereinkarnasi.
Kehidupan abadiku, adalah kutukan dan hukuman yang Mago berikan padaku.”
Aku:
“Dosa apa yang kamu perbuat sehingga Mago menghukum kamu seperti ini?”
Xiao
Yuer: “Membunuh Noguk, karena ambisiku.”
Aku:
“Aku bisa melihat dan merasakan, kamu sangat menyayangi adikmu. Bahkan hal yang
aku pikir, kamu tidak mengetahui apapun tentang Noguk, ternyata kamu
mengetahuinya, kamu diam-diam memperhatikannya kan?”
Xiao
Yuer: “Kebodohanku, membuat adikku terbunuh di depan mataku. Ada rahasia besar
tentangku, yang tidak diketahui Noguk sampai akhir hanyatnya.” (Mulai
menceritakan kisah masa lalu yang sebenarnya).
Kisah tersembunyi yang ingin dia
ceritakan ialah tentang jati dirinya, fakta yang tidak diketahui Noguk, Yuer
bukan anak kandung dari jendral Guozhi. Ayah kandung Yuer, meninggal di medan
perang, semasa hidupnya, mendiang ayahnya merupakan prajurit setia dibawah
kepemimpinan jendral Guozhi. Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, jendral
Guozhi datang ke rumahnya untuk melamar ibunya. Kesimpulannya, Yuer dan Noguk
satu ibu, namun berbeda ayah.
Saat Yuer dan Noguk kanak-kanak,
Yuer sering kali merasa terasingkan, semua perhatian ibu dan ayah sambungnya
lebih dicurahkan pada Noguk. Tumbuhlah rasa iri dalam hatinya, ingin rasanya
dia membenci Noguk, namun tidak bisa. Noguk yang polos, dan tidak menyadari
tentang kebencian abangnya, terus saja berbuat baik pada Yuer. Noguk sering
membuatkan topi rajut hasil latihannya untuk Yuer, atau membuatkan syal rajut
untuknya. Meski hasil rajutan Noguk terbilang buruk, tapi ada ketulusan
disetiap prosesnya.
Semakin lama, rasa iri terkikis,
berganti tumbuh rasa sayang pada Noguk, hanya saja sikapnya selalu dingin
karena terbiasa begitu. Dia terlalu menjaga harga dirinya, egonya juga terlalu
besar, untuk mengubah sikapnya secara tiba-tiba. Yuer tumbuh menjadi pria yang
ambisius, bukan tanpa alasan, semua bermula dari keinginannya menarik perhatian
ayah sambungnya. Hari dimana Yuer diberi tugas oleh jendral Guozhi dan dia
melakukannya dengan baik, membuatnya mendapat pujian, dan sejak hari itu dia
melakukan apapun hanya untuk mendapatkan pujian lagi, serta pengakuan dari
jendral Guozhi.
Di masa lalu, pertarungan di
penginapan Tulip juga terjadi. Bedanya dengan beberapa hari lalu, dulu… Yuer
bertarung dan berpihak pada musuh. Dia yang dulu, menyamar menjadi bagian sekte
kalajengking bahkan memimpin pasukan anggota sekte. Di pertarungan di masa
lalu, Noguk tidak terlibat. Di masa itu, Yuer berhasilkan menewaskan 7 pendekar
wanita tulip kuning. Dia melakukan semuanya demi jendral Guozhi mendapat
penghargaan dari kekaisaran Mongol dan naik jabatan, membuatnya bersedia
bekerjasama dengan Taeguk. Taeguk yang licik, bukan hanya sekali atau dua kali,
membujuk dan mengajukan tawaran kerjasama pada pihak Mongol, melainkan sudah
berkali-kali.
Ekspresi Yuer saat bercerita padaku
seakan sedang mengutuk dirinya sendiri, dia berusaha membendung air mata
penyesalan, dan beberapa kali menarik nafasnya.
Xiao
Yuer: “Tepat hari ini, di malam ini, aku yang dulu adalah pelaku yang meracuni
sumur istana.” (Tidak sanggup jujur padaku, dia memaksakan diri untuk
mengatakannya). “Itulah taktik yang digunakan Taeguk untuk melumpuhkan kalian
sebelum hari pemberontakan.” (Menggigit bibirnya, menahan tangisnya).
Aku:
“Aku tidak menyangka, kamu seorang manusia berhati iblis, Yuer!!!” (Berteriak
sambil terisak penuh amarah).
Xiao
Yuer: “Tatapan matamu penuh dengan kebencian, seolah ingin membunuhku.
Tenanglah, kamu bisa membunuhku nanti, bunuh aku dengan kedua tanganmu sendiri,
menggantikan adikku! Tapi jangan malam ini, setidaknya sampai aku menebus
kesalahanku, aku akan melindungimu dan Putra Mahkota!” (Terisak penuh
penyesalan).
Aku:
“Jika aku menunggu sampai moment itu tiba, bukankah alasan aku untuk membunuhmu
akan memudar?”
Xiao
Yuer: “Bagaimana jika aku memberimu dua fakta lagi? Agar keinginanmu untuk
membunuhku tidak memudar dengan mudah?”
Aku:
“Dosa apalagi yang kamu perbuat wahai manusia berhati iblis?!” (Menatap tajam
ke arah Yuer).
Xiao
Yuer: “Akulah pemimpin pasukan pemanah yang membunuh Choe Yeong, aku yang
memanah kakinya, dan memerintah prajuritku menghujani dia dengan anak panah.”
Aku:
“Benar-benar manusia biadab!!!” (Memberikan pukulan pada wajah Yuer dan satu
tendangan pada perutnya).
Xiao
Yuer: “Masih ada satu fakta tersisa, aku belum bercerita, kendalikan dirimu
Byeol.” (Menyembunyikan tangis dalam tawanya, sambil mengusap darah yang keluar
dari ujung mulutnya). “Aku juga membunuh Putra Mahkota dengan anak panahku,
tepat di jantungnya.” (Lanjutnya).
Aku:
“Apa maksud dari perkataanmu?! Itu tidak mungkin, dari ingatan Noguk, aku
melihat Putra Mahkota selamat. Noguk melindunginya!! Jangan membohongiku!”
(Menendang kaki Yuer).
Gongmin:
“Byeol!!! Tahan emosimu.” (Berlari memelukku dari belakang, saat melihatku
berniat memberikan pelajaran pada Yuer lagi).
Xiao
Yuer: “Yang Mulia juga ada disini rupanya.” (Tertawa kecil, sesekali meringis
kesakitan).
Aku:
“Katakan padaku, apa yang dia bilang benar? Kamu juga gugur hari itu?! Hwang In
jawab aku dengan jujur, tatap mataku!” (Menatap Putra Mahkota).
Gongmin:
“Dia tidak membohongimu, di ujung nafas terakhirmu, dikarenakan pedang Taeguk
melukaimu, ada anak panah menghunjam jantungku dari belakang.” (Mengangguk).
Aku kembali menoleh ke arah Yuer
dengan tatapan penuh kekecewaan, aku ingin sekali membalas semua kejahatannya
di masa lalu.
Aku:
“Aku bukan Noguk, dia terlalu bodoh karena menyayangimu! Aku Byeol, aku tidak
akan segan membunuhmu!” (Mendorong Putra Mahkota untuk menjauh dariku, kemudian
mengeluarkan belati yang selalu aku bawa dari balik lengan hanbok ku).
“Byeol… Hentikan!!”, seseorang
datang berusaha menghentikan ku. Suasana malam yang gelap gulita, seketika
menjadi terang, banyak kunang-kunang datang berterbangan. Seorang wanita paruh
baya menggunakan hanbok warna light blue dan membawa kipas lipat di tangannya,
berjalan mendekat menghampiri kami.
Aku:
“Mago…” (Ucapku saat menyadari siapa yang datang).
Mago:
“Kamu masih mengenali wujud asliku dengan baik, Byeol. Padahal aku sering
mengubah wujudku saat bertemu denganmu.” (Tersenyum). “Lihat lah apa yang
sedang terjadi disini! Kalian melupakan tujuanku mengirim kalian kembali ke
masa ini, dan memberi kesempatan kalian untuk memperbaiki, apapun yang bisa
kalian perbaiki?!” (Menatap kami bertiga).
Aku:
“Aku mengingatnya, alasanmu mengirim kami kembali. Tapi aku juga tidak tahan
mengetahui kejahatannya di masa lalu, Yuer sungguh keterlaluan.” (Mencoba
meredam emosi).
Mago:
“Yuer, kenapa kamu tidak menceritakan pada mereka, apa yang terjadi padamu
setelah hari itu?” (Memukul kepala Yuer menggunakan kipas lipatnya). “Selama
1000 tahun dia seperti hidup di neraka, bahkan dia tidak bisa mati, meski dia
menginginkan mati. Itu hukuman yang aku berikan pada Yuer.” (Meminta Yuer
ceritakan lebih banyak hal padaku dan Putra Mahkota).
Pemberontakan yang terjadi di masa
lalu, ternyata bukan lah pemberontakan biasa. Taeguk yang gelap mata, melakukan
segala cara untuk mencapai kemenangan, dia menggunakan ilmu hitam, memanggil
roh kegelapan dengan bantuan para cenayang. Roh kegelapan ialah sebuah kekuatan
yang terbentuk dari cara mengumpulkan roh jahat. Semakin besar aura kebencian
dan dendam yang terkumpul di dalamnya, kekuatannya tidak terkalahkan, bahkan
akan sulit untuk dikendalikan.
Ada perjanjian antara Taeguk dan
Yuer kala itu, Yuer meminta agar Taeguk tidak menyentuh Noguk sama sekali,
meski Noguk sudah menjadi istri dari Putra Mahkota Gongmin, namun Noguk
tetaplah seorang adik yang Yuer sayangi dan ingin dia lindungi. Yuer tidak
ingin adiknya juga menjadi korban, dari ambisi serta kekejaman Taeguk.
Xiao
Yuer: “Aku tidak menduga sama sekali, kalau kamu akan mengorbankan nyawamu
untuk Putra Mahkota. Hatiku hancur, aku bahkan melupakan semua tujuanku, aku
tidak berniat membunuh Yang Mulia. Aku justru marah pada Taeguk, dia sudah
melanggar kesepakatan yang sudah kami buat, aku berniat mengarahkan busur
panahku padanya. Tapi ada kekuatan besar seperti melindunginya.”
Aku:
“Kamu pikir aku percaya padamu?! Tidak!”
Gongmin:
“Aku juga melihatnya, kali ini kamu bisa mempercayai Yuer, Byeol. Sebelum anak
panah Yuer mengenaiku, Taeguk melukai pergelangan tangannya sendiri dengan
pedang, dia menggunakan jimat untuk menutupi lukanya, darah dari tubuhnya,
terserap oleh jimat itu. Luka pada tangan Taeguk, pulih dengan sendirinya,
tanpa ada bekas goresan. Setelah itu, Taeguk bukanlah dirinya lagi.”
Aku:
“Apa artinya itu?” (Kebingungan).
Xiao
Yuer: “Dia berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Sepertinya roh kegelapan
merasuki tubuhnya.”
Gongmin:
“Byeol, kamu ingat moment sebelum kita kembali ke masa ini? Aku bertemu dengan
seseorang dengan tattoo bulgae memakan matahari di bahu kanannya, kamu ingat?
Perubahan yang dialami Taeguk setelah roh kegelapan menyatu dengan tubuhnya,
hampir sama dengannya. Muncul selaput hitam yang membuat warna matanya menjadi
hitam menyeluruh. Di wajahnya bermunculan urat yang menonjol, ada 2 gigi taring
tumbuh, kukunya menghitam dan memanjang. Ada kabut hitam pekat menyelimuti
tubuhnya.”
Xiao
Yuer: “Tunggu dulu, di masa depan, kamu bertemu dengan seseorang yang memiliki
tattoo bulgae? Hwang In, kamu mengenal dia?”
Gongmin:
“Aku sangat mengenal baik dia, dia anak CEO agensi ular hitam. Su Gyeom,
pewaris tunggal kekayaan ayahnya.”
Xiao
Yuer: “Bagaimana bisa, kamu tau banyak hal tentang agensi ular hitam?”
Gongmin:
“Karena aku, salah satu actor dibawah naungan agensi itu. Tapi aku sudah
berpindah agensi sekarang, kontrakku habis, satu bulan sebelum agensi itu
ditutup oleh pemerintah.”
Xiao
Yuer: “Aaa, begitu rupanya. Apa sebelumnya kamu memiliki masalah dengan Su
Gyeom?”
Gongmin:
“Aku rasa tidak, aku tidak sering bertemu dengannya. Hanya beberapa kali saling
bertegur sapa, itupun karena secara kebetulan berpapasan di kantor agensi.”
Xiao
Yuer: “Aku menemukan apa yang aku cari!!!” (Mengepal tangannya). “Apa tattoo
yang Su Gyeom sama persis dengan tattoo ini?” (Menarik tali hanboknya, membuka
bajunya, memperlihatkan dadanya).
Gongmin:
“Kamu juga memilikinya?” (Matanya membelalak). “Ini benar-benar sama persis
dengan tattoo yang aku lihat pada bahu Su Gyeom.” (Lanjutnya).
Xiao
Yuer: “Saat masih berpihak pada Taeguk di masa lalu, aku yang menemaninya pergi
ke cenayang. Taeguk juga memiliki tattoo ini pada lehernya. Bulgae memakan
matahari memiliki makna tersendiri, yang menggambarkan ambisi untuk memiliki
apa yang diinginkan. Ketika matahari berhasil dimakan, maka akan terjadi
kegelapan, inilah lambang roh kegelapan mengambil alih tubuh kita. Memiliki
tattoo ini, sama seperti penghubung pemilik tattoo dengan roh kegelapan.”
Aku:
“Maksudmu, jika terjadi sesuatu pada Taeguk. Mungkin saja, roh kegelapan itu
berpindah, mengambil alih tubuhmu?”
Xiao
Yuer: “Memang itu rencanaku untuk memperbaiki semua. Besok, di malam
pemberontakan itu kembali terjadi, aku akan membuat roh kegelapan masuk dalam
tubuhku, bukan tubuh Taeguk.”
Aku:
“Apa rencanamu sebenarnya?” (Mencemaskan Yuer, meski masih kesal padanya).
Xiao
Yuer: “Bunuh aku, selagi roh kegelapan ada dalam tubuhku. Dengan begitu, roh
kegelapan akan menghilang dari masa depan. Byeol, roh yang aku buru selama ini,
adalah roh kegelapan. Aku curiga, roh itu bersembunyi dalam tubuh Su Gyeom.
Bagaimana dia bisa memiliki tattoo bulgae? Masih jadi misteri. Kalian harus
mencari tau setelah kembali ke masa depan! Setidaknya, jika roh kegelapan sudah
kita lenyapkan di masa ini, Su Gyeom akan terbebas dari pengaruh roh kegelapan
secara otomatis.”
Aku:
“Aku tidak mau melakukannya!” (Memeluk Yuer erat).
Xiao
Yuer: “Sebelumnya, kamu terlihat sangat ingin membunuhku. Sekarang aku
memberimu kesempatan, di waktu yang tepat, untuk menyelamatkan banyak nyawa
juga.” (Mengecup kepalaku, membalas pelukanku).
Aku:
“Kamu berbuat salah padaku, seharusnya kamu memohon sampai aku memaafkanmu.
Bukan kabur dariku seperti ini, kamu ingin meninggalkanku?” (Meneteskan air
mata).
Xiao
Yuer: “Aku sangat lelah dengan hukuman ini, Byeol. Aku ingin beristirahat
dengan tenang, tanpa penyesalan. Suatu hari nanti, kalau pendosa ini, memiliki
kesempatan untuk terlahir kembali, aku ingin terlahir sebagai abangmu.”
(Mengusap kepalaku, ikut menangis). “Di saat itu tiba, mari saling menyayangi,
tanpa ada kebencian antara kita.” (Menyeka air matanya).
Putra Mahkota ikut menyeka air mata,
yang perlahan mengalir membasahi pipinya. Yang Mulia, tidak mampu membendung
kesedihan dalam hatinya.
Gongmin:
“Mago, apa tidak ada cara lain? Aku tidak ingin, jika diantara kami harus ada
yang dikorbankan.”
Mago:
“Sayangnya tidak ada, yang diucapkan Yuer ialah cara satu-satunya agar masa
lalu tidak terulang kembali.” (Menghela nafas). “Ku berikan binyeo ini padamu,
Byeol. Tusuk dada Yuer menggunakan ini besok malam, saat roh kegelapan berhasil
menyatu dan terkunci dalam tubuhnya.” (Memberikan binyeo padaku).
Mago sudah menunggu lama untuk
kesempatan ini. Dia menyiapkan senjata khusus, untuk mengalahkan roh kegelapan.
Dengan tangan gemetar dan masih terisak, aku menerimanya. Di lubuk hati
terdalam, aku menolak tugas ini, aku merasa tidak sanggup melakukannya.
Bersambung…
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Postingan Populer
KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Rasanya nyesek banget baca chapter ini 😢
BalasHapusTolong selamatkan Yuer 😭
Nggk rela banget kalo yuer jadi ubi, writernim help selamatkan babang yuer 😭
BalasHapusjangan buat yuer jadi tumbal plisss, nyesek bngt 😭😭😭
BalasHapus(nangis kejer waktu baca)
tau yuer jahat, tapi agak ga rela dia meninggoy 😭
BalasHapusdatangkan lah keajaiban thor
maafkan yuer thor, itu kan dah tobat
BalasHapusjangan jadikan ubi, naru ndak tegaaa 😢😭
Setelah hwang in, yuer yang paling ku suka di novel ini. Jangan buat metong pacar fiksiku thor. Patah hati kalo yuer beneran jadi ubi 💔😢
BalasHapus⭐⭐⭐⭐⭐
BalasHapusHiksss yuerrrr😢