Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (16)
Senang Melihatmu Kembali
Senja hari itu, memberiku bayangan
menakutkan luar biasa. Bayangan tentang kemungkinan aku akan kehilangan
seseorang yang sangat ku sayang, dan mungkin juga, mulai ku cinta. Aku
menyadari satu hal, aku benar-benar takut kehilangan Hwang In, yang sekarang
berada di dalam tubuh lamanya sebagai Gongmin. Meski moment mencekam sudah
berlalu, tapi jantungku tidak bisa berhenti berdebar karena merasa gelisah,
rasanya aku masih sulit bernafas, jika belum mendengar kabar Putra Mahkota
sadarkan diri dan membuka matanya.
“Tuan Putri… Tuan Choe, ada kabar
baik. Yang Mulia Putra Mahkota sudah sadarkan diri, beliau baru saja membuka
matanya dan menanyakan keberadaan Putri Noguk.”, seorang dayang berlari
menghampiriku dan Choe Yeong yang kala itu sedang berada di pavilion. Dayang
membawa kabar tentang perkembangan Yang Mulia, dia adalah salah satu dayang
yang bertugas di kediaman Putra Mahkota.
Tanpa berpikir panjang, aku berlari
menuju kediaman Putra Mahkota untuk menemuinya, aku berlari sambil menangis
terharu. “Hwang In, kamu kembali… terimakasih sudah kembali. Kita berdua tidak
boleh terluka disini, kita harus kembali ke masa depan dengan aman dan
selamat.”, ucapku dalam hati. Sesekali aku menyeka air mata yang bergulir
basahi pipi. Aku bahkan terlupa menggunakan alas kaki saat berlari.
Choe
Yeong: “Putri Noguk… sepatumu!” (Berteriak karena aku meninggalkan sepatuku).
“Dia secemas itu pada Putra Mahkota, mereka benar-benar saling mencintai.”
(Bergumam sambil tersenyum).
Choe Yeong berjalan mengikutiku
menuju ke kediaman Putra Mahkota, dia juga membawakan sepatuku. “Silahkan masuk
Tuan Putri, Yang Mulia sudah menunggu.”, seorang kasim membuka pintu kamar
Putra Mahkota, mempersilahkan aku untuk masuk. Aku mengangguk dan mengucapkan
terimakasih pada kasim, setelah aku masuk, kasim itu menutup pintunya lagi.
Aku:
“Hwang In, dasar bodoh!” (Memanyunkan bibir, berjalan mendekat).
Gongmin:
“Aku masih sakit, jangan mengomeliku. Seharusnya kamu datang memberiku
pelukan.”
Aku:
“Seperti ini?” (Duduk di atas kasur lantai milik Putra Mahkota, duduk
disampingnya, dan memeluknya).
Gongmin:
“Uhum seperti ini, rasanya nyaman sekali memelukmu erat, rasanya tenang saat
ada kamu di dekapanku.” (Memelukku erat, sesekali mencium kepalaku). “Byeol.”
(Panggilnya lembut).
Aku:
“Uhum?” (Bersadar pada dada Putra Mahkota, sedikit mendongakkan kepala menatap
wajahnya).
Gongmin:
“Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku takut tidak menemukanmu disisiku.
Jangan terluka, jangan menghilang, jangan menjauh dariku, ini titah!” (mengusap
pipiku, perlahan mengecup bibirku).
Ku pejamkan mataku, saat bibir Putra
Mahkota menyentuh bibirku, kami berdua mempererat pelukan kami satu sama lain,
kecupan hangat itu terasa sulit diakhiri, ciuman kami semakin dalam, bibir kami
saling melumat dengan lembutnya. Nafas Putra Mahkota semakin berat, bersamaan
dengan hal itu, gerakan bibirnya saat melumat bibirku semakin memburu.
Aku:
“Tunggu dulu!” (Menatap Putra Mahkota dengan tatapan sayu, sambil mengatur
nafas).
Gongmin:
“Ada apa? Kamu keberatan melakukannya denganku?” (Terengah-engah).
Aku:
“Bukan begitu, hanya saja… aku tidak bisa bernafas. Bisakah kamu melakukannya
lebih lembut? Ini pengalaman pertamaku.” (Dengan pipi mulai memerah).
Gongmin:
“Maaf karena terlalu terburu-buru, aku akan melakukannya dengan lebih lembut
kali ini. Mmm ini juga pengalaman pertamaku, jadi harap maklum, jika aku sempat
tidak dapat mengontrol gairah diri sendiri.” (Tersipu).
Aku:
“Oh, tidak apa. Aku memahaminya.” (Ikut tersipu). “Tapi bagaimana dengan
lukamu? Bukankah masih terasa sakit? Kamu yakin itu akan baik-baik saja?”
(Menatap bola mata indah Putra Mahkota).
Gongmin:
“Aku yakin, aku ingin kamu jadi obatku.” (Perlahan mengecup leherku).
Aku:
“Eeeeeuuummhhh Yang Mulia.” (Meremas lembut rambut Putra Mahkota).
Putra Mahkota membawaku berbaring
tanpa menghentikan aksinya memberiku kecupan, bukan hanya mengecup leherku,
Yang Mulia memberikan beberapa gigitan disana, 2 tanda merah di leherku sengaja
dibuatnya. Beberapa kali Putra Mahkota juga mengulum telingaku, mengecup
belakang telingaku, kemudian kembali mengecup leherku, dia lakukan berulang,
membuatku semakin terangsang.
Aku tidak tahan untuk mengeluarkan
desahan karena sentuhannya, Putra Mahkota sempat menjauhkan tubuhnya, berhenti
mengecupku. Dia melepaskan satu persatu pakaiannya sampai tidak ada sehelai
kain pun melekat pada tubuh kekarnya. Melihatnya tanpa busana, membuatku
semakin gugup, aku juga tidak bisa membohongi perasaanku, aku mengagumi itu.
Setelahnya dia kembali mendekat, dia kembali mengecup bibirku, disela ciuman
kami, dia melepaskan satu persatu pakaianku. Ditariknya tali hanbok yang aku
kenakan dengan penuh kehati-hatian.
Gongmin:
“Kamu benar-benar cantik nona Byeol.” (Menatapku penuh kagum saat aku tanpa
busana seperti dirinya).
Aku:
“Berhenti melihatku! Lakukan saja yang ingin kamu lakukan, jangan membuatku
semakin malu, Hwang In.” (Menutupi dada dengan tangan).
Gongmin:
“Sungguh menggemaskan, singkirkan tanganmu! Aku ingin memegangnya, boleh?”
Aku tidak menjawab, aku hanya
mengangguk dan menurut. Dia benar-benar menyentuhku disana, aku cukup
menikmatinya, dia meremasnya dengan lembut. Saat menyadari aku kembali gugup,
dia mencium bibirku lagi, itu membuatku menjadi lebih relax. Untuk adegan selanjutnya,
aku terlalu malu menceritakannya. Yang pasti dia mengeksplor tubuhku, kami
berdua menghabiskan malam bersama dengan bercinta. Sebelum pada inti bercinta,
dia sempat mengecup keningku, kemudian mengecup mata, mengecup pipi, mengecup
hidungku, terakhir mengecup bibirku, dia juga membisikkan ungkapan perasaan.
Aku membalas berbisik padanya, tentang perasaanku. Pada akhirnya ungkapan
perasaan itu berubah menjadi desahan yang bersahutan.
Choe
Yeong: “Aku ingin bertemu Putra Mahkota, kabarkan kedatanganku.” (Sesampainya
di kediaman Putra Mahkota).
Kasim:
“Maaf Tuan Choe, tanpa mengurangi rasa hormat, Tuan dilarang masuk.”
(Membungkuk meminta maaf).
Choe
Yeong: “Tapi di dalam bukankah ada Putri Noguk? Kenapa aku dilarang masuk?!”
(Merasa heran).
Choe Yeong tampak bingung, dia belum
memahami situasi yang terjadi disana. Dirinya mulai memahami saat melihat para
dayang dan beberapa pengawal tersenyum tidak biasa. Membuat Choe Yeong curiga.
Choe
Yeong: “Mereka sedang menghabiskan malam bersama?” (Berbisik pada kasim).
Kasim:
“Begitulah Tuan.” (Tersenyum malu tanpa alasan).
Choe
Yeong: “Aaarrggghh yang benar saja, padahal tinggal menghitung hari upacara
pernikahan mereka diselenggarakan. Keduanya sungguh tidak sabaran, Yang Mulia
seperti dimabuk cinta.” (Menggelengkan kepala dan tersenyum). “Kalau begitu,
aku tinggalkan sepatu ini disini. Ini milik Putri Noguk, kalian jangan membuat
suara yang mengganggu istirahat mereka. Aku pergi dulu.” (Meninggalkan kediaman
Putra Mahkota).
Kasim, para dayang, dan juga para
pengawal, membungkuk memberi hormat pada Choe Yeong yang melangkah pergi dari
sana. Di tengah perjalanan, Choe Yeong berpapasan dengan rombongan Ratu dan
dayangnya yang berniat menjenguk Putra Mahkota.
Ratu:
“Tuan Choe Yeong, kamu dari kediaman Putra Mahkota? Bagaimana keadaan putraku
sekarang?”
Choe
Yeong: “Yang Mulia Ratu.” (Membungkuk memberi hormat). “Ratu tidak perlu cemas,
Putra Mahkota sudah sadarkan diri. Yang Mulia Putra Mahkota, sudah membaik,
racun dalam tubuhnya juga sudah berhasil dinetralisir. Mmm Ratu berniat menemui
Putra Mahkota?” (Lanjutnya).
Ratu:
“Tadi Nara datang ke kediamanku dan berusaha menenangkanku. Setelah Nara pamit
pulang, aku sadar… kalau aku tidak akan pernah bisa tenang hanya dengan duduk
berdiam, menunggu kabar. Aku ingin memastikan sendiri bagaimana keadaan
putraku.”
Choe
Yeong: “Aku memahami kecemasan Yang Mulia Ratu, hanya saja saat ini Ratu tidak
bisa mengunjunginya. Aku juga baru saja tertolak saat berniat menemui Putra
Mahkota.” (Tersenyum kikuk).
Ratu:
“Apa maksudmu tertolak? Siapa yang melarangmu? Apakah tabib? Tabib-tabib itu
tidak akan pernah bisa mengusirku!! Aku akan tetap mengunjungi putraku!”
(Terlihat kesal, semakin bergegas menuju kediaman Putra Mahkota).
Choe
Yeong: “Ratu… Yang Mulia Ratu… Yang Mulia salah paham.” (Memukul keningnya
sendiri karena bingung harus melakukan apa, sedangkan Ratu seakan tidak
menghiraukan peringatannya).
Melihat Ratu yang datang dengan
ekspresi kesal membuat kasim, dayang, dan pengawal di kediaman Putra Mahkota
menjadi cemas. Mereka takut salah bicara, jika Ratu menanyakan sesuatu.
Ratu:
“Kenapa kalian semua berjaga di luar kediaman? Bukan di dalam?!” (Bertanya
dengan tatapan tajam).
Kasim:
“Ini perintah Putra Mahkota, tidak ada yang boleh masuk dan mengunjungi
kediamannya sampai besok.” (Dengan nada bergetar).
Ratu:
“Aku tau, ini hanya taktik kalian ingin menutupi tentang perkembangan kondisi
putraku kan! Siapapun yang berani melarangku masuk, akan aku berikan hukuman
yang berat! Jadi kalian semua menepilah!!! Ini titah Ratu negeri ini.”
(Menerobos masuk).
Mendengar kemarahan Ratu, tidak ada
satupun berani menghalangi. Betapa terkejutnya Ratu saat membuka pintu kamar
Putra Mahkota, Ratu melihat Putra Mahkota dan aku tertidur pulas saling
berpeluk tanpa busana dibalik selimut. Ratu segera kembali menutup pintu,
berusaha tidak mengeluarkan suara yang mungkin saja membangunkan aku atau
putranya. Ratu yang masuk dengan penuh amarah, raut wajahnya berubah drastis,
menjadi penuh senyuman yang tiada habisnya, sewaktu keluar dari kediaman Putra
Mahkota.
Choe
Yeong: “Yang Mulia Ratu benar-benar menerobos masuk?” (Terengah karena berusaha
mengejar Ratu).
Ratu:
“Uhummm aku melihatnya.” (Tersenyum malu). “Putraku benar-benar sudah dewasa,
siapa sangka Putra Mahkota dan calon Putri Mahkota, menghabiskan malam
bersama.” (Tersipu saat mengingat apa yang dilihatnya).
“Yang Mulia Ratuuuuu.”, ucap para
dayang disana secara serentak. Berusaha menghentikan Ratu yang hampir saja
membeberkan apa yang dilihatnya.
Ratu:
“Maafkan aku sudah salah paham, saatnya aku berhenti bicara. Aku tidak bisa
mengendalikan rasa bahagiaku, aku sudah membayangkan masa-masa indah dimasa
depan, saat aku menggendong cucu. Aku akan kembali ke kediamanku, jangan
beritahu Putra Mahkota jika aku berkunjung. Aku akan berkunjung lain waktu.”
(Melangkah pergi kembali ke kediaman Ratu).
“Siap laksanakan perintah Yang Mulia
Ratu, kami akan merahasiakannya dari Putra Mahkota.”, para dayang, pengawal,
dan kasim, kembali menjawab serentak, sambil membungkuk memberi hormat. Disaat
Ratu meninggalkan kediaman Putra Mahkota, Choe Yeong melakukan hal yang sama.
Dengan langkah gontai, dia menyusuri jalanan istana menuju biro keamanan, itu
seperti kantor baginya. Semua pengawal istana beristirahat disana, di jam-jam
bebas tugas. Sesekali dia melihat langit senja, dia berharap ketenangan istana
yang dia rasakan sore itu, tidaklah cepat berlalu.
Dibalik harapan Choe Yeong, ternyata
musuh masih belum menyerah, Taeguk tidak berani kembali ke istana setelah
kejahatannya diketahui oleh Raja. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, tentu
saja Taeguk selalu menemukan tempat perlindungan yang aman, dan memungkinkannya
untuk menyusun rencana licik lainnya. Di suatu tempat yang jauh dari istana,
Taeguk membuat keributan lagi, tempat persembunyian yang dipilih oleh Taeguk
ialah camp Mongol.
Xiao
Yuer: “Apa yang kamu lakukan disini?!” (Baru saja tiba di camp, setelah
menghantar pulang Hye Soo yang sebelumnya masih tertinggal di pasar saat
bersembunyi dari keributan).
Taeguk:
“Selamat datang saudaraku, kenapa menyambutku seperti itu? Kamu tidak lihat,
aku sedang berdiskusi dengan ayahmu?” (Menyeringai).
Xiao Yuer menatap ke arah jendral
Guozhi, ayahnya. Tatapannya, seolah meminta penjelasan kepada ayahnya, kenapa
ayahnya bersikap ramah dan menyambut seorang pengkhianat di camp mereka?
Xiao
Yuer: “Ayah! Kenapa ayah hanya diam saja? Ayah tau? Pengkhianat ini hampir
membunuh Noguk kita!” (Mulai kehilangan kendali).
Guozhi:
“Yuer tenanglah, duduk dulu. Ayah hanya menyambutnya karena ingin tau, apa
maksud sebenarnya dari kedatangannya ke camp kita. Kendalikan emosimu!”
Mendengar titah ayahnya, Xiao Yuer
menurut meski sambil mendengus kesal, dirinya tidak tahan saat melihat wajah
Taeguk dihadapannya.
Guozhi:
“Kamu bilang ingin memberiku penawaran, tawaran seperti apa tepatnya?” (Menoleh
ke arah Taeguk).
Taeguk:
“Aku tau apa yang sebenarnya kekaisaran Mongol telah rencanakan! Kalian
sebenarnya ingin menghancurkan kami! Resistensi Goryeo menghasilkan perjanjian
damai yang syaratnya kerajaan dapat meneruskan silsilah keturunan dan
kedaulatan raja-rajanya. Namun begitu, rezim militernya dikendalikan dan
otoritasnya dipegang oleh monarki. Mongol mensyaratkan Goryeo untuk menyediakan
tentara dan material untuk persiapan menyerbu Jepang. Mongol juga membebankan
upeti dan Goryeo diharuskan mengganti pemimpin sesuai dengan keinginan istana
Dinasti Yuan. Apa aku benar?”
Guozhi:
“Jika benar, kamu mau apa? Bekerjasama dengan kami? Saat kamu memutuskan itu,
bukankah stempel pengkhianat pada dirimu semakin jelas?”
Taeguk:
“Mereka sudah menganggapku begitu, untuk apa membersihkan nama? Mereka yang
membuatku seperti ini, hidupku dan hidup ibuku hancur ditangan mereka. Aku akan
membuat mereka sama hancurnya, ini harga yang harus dibayar!” (Mengepal
tangannya, tatapannya penuh dengan dendam).
Xiao
Yuer: “Ayah tidak akan bekerjasama dengan dia kan? Bagaimana dengan Noguk,
ayah?!” (Bangkit dari duduknya, menunjukkan ketidak setujuannya).
Taeguk:
“Lemahhh! Jika ayahmu bekerjasama denganku, ada kemungkinan ayahmu akan naik
jabatan atau mendapat penghargaan dari kaisar kalian. Dengar Yuer! Untuk
menangkap sesuatu yang besar, harus memiliki umpan. Untuk mendapat kedudukan
lebih tinggi harus ada yang dikorbankan.” (Merapikan pakaian Yuer, dan menepuk
bahunya).
Xiao
Yuer: “Singkirkan tangan kotormu dariku! Jangan berani menyentuhku atau adikku!
Sampai kapanpun aku tidak akan mengorbankan keluargaku untuk ambisimu!”
(Menatap tajam Taeguk). “Bukankah ayah berjanji akan segera mengundurkan diri
dari pemerintahan? Ingat janji ayah pada Noguk, ayah dan aku terlalu sering
mengecewakan dia, kita tidak memiliki waktu bersama karena terlalu sibuk dengan
urusan lain. Noguk selalu kesepian! Kali ini, jangan mengecewakan dia lagi.
Jika ayah merasa tidak mampu melawan titah kaisar atau tidak memiliki wewenang
apapun untuk merubahnya, setidaknya jangan terlibat di dalamnya!!!” (Menoleh ke
arah jendral Guozhi dengan tatapan kecewa).
Xiao Yuer yang diselimuti kekesalan
memutuskan untuk meninggalkan camp, dengan menunggangi kuda miliknya. Selama
perjalanan Xiao Yuer memikirkan cara untuk menggagalkan rencana apapun yang
dibuat oleh Taeguk. Xiao Yuer ingat kalau ayahnya pernah memberinya lencana.
Lencana itu memiliki kekuatan militer, berguna untuk mengambil seribu pasukan.
“Aku akan menggunakan lencana ini untuk melindungi Noguk, akan ku kirim bala
bantuan jika Taeguk benar-benar mengirim prajurit untuk memberontak kerajaannya
sendiri!”, gumamnya penuh keyakinan.
Dalam kepala Yuer juga terbesit
menyiapkan rencana cadangan, Xiao Yuer melajukan kudanya menuju penginapan
Tulip. Dia ingin meminta bantuan kepada 7 pendekar tulip kuning, untuk
mengumpulkan pendekar lainnya. Hanya untuk berjaga, jika pertempuran selanjutnya
tidak terhindarkan.
Bada:
“Tuan Yuer kembali? Ada hal mendesak apa? Tunggulah di dalam, aku akan
memanggilkan guru kesini.” (Sambutnya saat melihat kedatangam Xiao Yuer).
Xiao
Yuer: “Maaf malam-malam aku datang, dan merepotkan kalian lagi.”
Bada:
“Jangan bicara seperti itu, jangan pernah sungkan.” (Berlalu meninggalkan Yuer,
untuk memanggil nyonya Nara).
Nyonya Nara pun datang, Yuer
menceritakan semuanya, dan mereka mendiskusikannya.
Bersambung…
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Postingan Populer
KENANGAN RASI BINTANG BIDUK (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Demi apa?! Hiat dari awal puasa, balik2 gebrakannya hot gini woilah aaarrgghhh. Inikah alasan hiatnya selama puasa? Chapter 18+ yang ditunggu akhirnya keluar
BalasHapusApaaaaa ini? Ngebuat panas dingin so sweetnya 😳🙈
BalasHapus18+ nya sweet nggak vulgar, bikin nyengar nyengir 🙈
BalasHapusaduh sweetnya another level ini, kapal byeol dan dong min beneran karam ini mah. tapi entah kenapa ikhlas banget, asal bubub byeol bahagia 🤭
BalasHapusSaatnya 2 kubu bersatu, mulai terspill kapal mana yang berlayar ihiiiii. suka banget chapter ini, sweetnya hot 🙈
BalasHapusGebrakannya beneran ngagetin thor
BalasHapusarghhhhh muncul juga sisi 18+ ceritanya, meski cuma dikit tapi feel banget sweetnya, roarrr menggetarkan wkwkw
BalasHapusspeechless with the hot romantic scene arghh, love it
BalasHapusAaaaa 18+ nya so sweettt
BalasHapus⭐⭐⭐⭐⭐
BalasHapus⭐⭐⭐⭐⭐
BalasHapus⭐⭐⭐⭐⭐
BalasHapus